Baca Berita



8 Siswa SD Asal Biak Ketemu Presiden

8 Siswa SD Asal Biak Ketemu Presiden



Penulis : Humas_pro | Tanggal Publish : 10 Juli 2023

PRESIDEN JOKOWI. Sebanyak 8 siswa SD asal Kabupaten Biak Numfor ikut bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo di Ballroom Cendrawasih, Swiss-Belhotel, Kota Jayapura, Provinsi Papua, 7 Juli 2023.

Sebanyak 8 siswa SD dikirim ke Kota Jayapura itu adalah mereka yang telah mengikuti Program Biak Pintar Berhitung kerja sama Prof. Yohanes Surya, Ph.D . Sebelum bertemu dengan Presiden, mereka kembali dipersiapkan selama 3 hari di Jayapura oleh tim Prof. Yohanis Surya.

“Ada total 100 anak yang tampil di depan Presiden pada hari ini. Dari Biak, Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mappi, Maybrat dan Sorong Selatan,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Biak Numfor, Kamaruddin, S.Pd.

“Presiden menguji mereka dengann soal matematika, dan yang paling cepat jawab dapat hadiah sepeda,” lanjutnya.

“Saya ingin tes kemampuan anak-anak untuk berhitung. Nanti yang jadi jurinya biar Profesor Yohanes. Ini saya lihat anak-anak pintar-pintar banget,” ujarnya.

“Ya langsung, yang bisa jawab saya beri sepeda. Tapi saya enggak bawa sepeda, nanti saya kirim mungkin besok atau Senin bisa sampai ke sini karena Pak Presiden enggak bawa sepeda, baru ingat tadi malam.

Hadiahnya sepeda tapi nanti dikirim sampai ke Membra (Memberamo Raya), sampai ke Biak, sampai ke Sorong, kirim langsung saja,” imbuh Presiden (seperti dikutib dari Antara News.som).

Para pelajar yang hadir pun tampak sangat antusias untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan Presiden Jokowi. Presiden Jokowi pun kemudian memberikan sejumlah pertanyaan hitung-hitungan, mulai dari penambahan, pengurangan, perkalian, hingga pembagian.

“1.800 ditambah 2.100?” tanya Presiden.

“3.900,” jawab seorang anak.

“Wah ini cepat banget, boleh lah sepeda satu. Betul, Prof, ya?”

“Penambahan lagi, 12.389 ditambah 33.238?” tanya Presiden.

“45.627,” jawab seorang anak.

“Kamu enggak ikut, kok ikut lagi. Menang terus nanti, sudah dapat sepeda. Pintar banget ini. Entar diulang lagi. Siapa namanya?” tanya Presiden.

“Jose,” jawab sang anak.

“Jose enggak ikut dulu, entar, cepat banget lagi, nanti saya tanya khusus, sudah dapat sepeda,” ungkap Presiden diiringi gelak tawa semua yang hadir.

Menurut Profesor Yohanes Surya, anak-anak tersebut sebelumnya tidak bisa berhitung. Namun, setelah mengikuti program belajar berhitung dengan metode “Gasing” (gampang, asyik, menyenangkan) yang digagas Profesor Yohanes Surya, anak-anak tersebut jadi bisa berhitung dengan cepat.

“Jadi anak-anak ini sebenarnya dilatih dua minggu dari enggak bisa hitung, dua minggu itu sudah bisa hitung,” ungkap Profesor Yohanes.

Di akhir pertemuan, seorang anak bernama Carmelita bertanya apakah Presiden Jokowi kecil suka belajar matematika. Presiden Jokowi pun menjawab bahwa ia sangat menyukai matematika.

“Suka banget, tanya matematika apa saja bisa, tapi sekarang sudah tua, lupa. Dulu seingat saya matematika Pak Presiden dapat angka 9. Dulu Pak Presiden SD juga juara, SMP enggak, SMA juara lagi. Juara sekolah, loh, bukan juara kelas,” tandas Presiden Jokowi.

Dalam pertemuan tersebut, seorang anak bernama Kesia Olivia Ergor berdiri untuk memperkenalkan diri lalu mengajukan pertanyaan yang rupanya cukup menggelitik mereka yang hadir di ruangan tersebut.

“Kenapa ibu kota negara tidak dipindahkan saja ke Papua?” tanya anak yang berasal dari Kota Sorong tersebut.

“Indonesia ini sangat besar, dari Papua sampai ke Aceh, dari Sabang sampai Merauke ya, sangat luas sekali,” ujar Presiden Jokowi.

Dengan kondisi geografis yang sangat luas tersebut, Presiden menjelaskan, maka ibu kota Nusantara (IKN) dipilih di Kalimantan.

Pertimbangannya antara lain karena posisinya yang berada di tengah-tengah Indonesia sehingga dekat untuk diakses dari sisi barat, timur, utara, maupun selatan Indonesia.

“Kalau dipilih yang timur—kalau ibu kotanya dipilih di Papua—yang dari Aceh ke Papua itu kalau ke sini jauh sekali, 9 jam dari Aceh ke Papua naik pesawat, _lho, itu. Kalau naik kapal bisa berminggu-minggu,” ungkapnya.

“Jadi dipilih ibu kota itu di tengah-tengah sehingga dipilih Nusantara di Kalimantan. Di tengah-tengah, dari timur dekat, dari Papua dekat, dari Aceh juga dekat, dari utara juga dekat, dari selatan juga dekat. Jadi dipilih di tengah-tengah,” lanjut Kepala Negara.

Presiden Jokowi pun mengapresiasi para pelajar Papua yang dinilainya pintar dan berani. Presiden Jokowi berpesan agar anak-anak tersebut bisa terus semangat belajar. /HUMASPRO/SUMBER ANTARANEWS.COM